1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Pentingnya Budaya Positif

Jubaedah_CGP 063_Angkatan 1_Kab. Garut

Pendidikan merupakan faktor penting dan menentukan dalam kehidupan berbudaya, berbangsa dan berenegara. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada tingkat pendidikan yang diperoleh rakyatnaya. Rakyat memperoleh pendidikan melalui mekanisme sistem pendidikan nasional yang telah ditetapkan. Sistem pendidikan nasional Indonesia dilaksanakan untuk meningkatkan kehidupan bangsa yang bermutu baik dalam arti moral spiritual maupun mutu dalam arti intelektual-profesional.

Indonesia telah memiliki sistem pendidikan nasional yang tertuang dalam Undangundang Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Namun sejumlah permasalahan pendidikan masih dijumpai. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan pada saat ini adalah masalah disiplin dalam mentaati aturan sekolah, budaya belajar dan membaca yang rendah, serta budaya kompetesi antar siswa yang juga dirasakan masih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan cara-cara untuk menciptakan  budaya ajar yang baik yaitu dengan pengembangan budaya positif di sekolah. Yang tentu dalam penerapannya diperlukan berbagai penunjang supaya budaya positif bisa membudaya, seperti adanya komitmen yang kuat antar warga sekolah, adanya keterlibatan semua warga sekolah dalam membuat kesepakatan sehingga masing-masing merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Budaya positif tidak akan mungkin bisa mencipatakan budaya ajar yang baik apabila warga sekolahnya tidak memiliki kesadaran, dan rasa tanggung jawab untuk melaksanakannya. Peran pemimpin sangat besar dalam menentukan arah dan kebijakan untuk bisa memberikan layanan terbaik bagi muridnya. Murid pun dituntut untuk memiliki nilai-nilai moral dan semangat untuk terus belajar dan belajar sehingga profil pelajar Pancasilapun bisa tercapai.

Sebagai guru penggerak harus mampu mengkolaborasikan penerapan budaya positif dengan nilai-nilai lain dalam aktivitas belajar mengajar sehari-hari diantaranya penerapan pendidikan karakter yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya. Berikut adalah nilai-nilai pembentuk karakter tersebut: Religius, Kejujuran, Sikap toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Kemandirian, Sikap demokratis, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Sikap bersahabat, Cinta damai, Gemar membaca, Perduli terhadap lingkungan, Perduli sosial, Rasa tanggungjawab. Sehingga bukan hanya mencetak murid yang otaknya cerdas, tetapi juga berakhlak dan berkepribadian cerdas. Selain itu gurupun harus mampu mengelola kelas dengan baik terutama dalam membuat kesepakatan kelas semua murid dilibatkan untuk bisa merumuskan kesepakatan dan konsekuensi dari pelanggaran yang dibuat siswa selama mengikuti pembelajaran.

Setelah mempelajari modul-modul sebelumnya ternyata semua saling berkaitan dan mendukung budaya positif. Pertama Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Kihajar Dewantara, isi dari modul ini membuat saya sadar bahwa untuk bisa menjadi guru panutan atau sebagai role model harus bisa mengimplementasikan Failofis Kihajar Dewantara dalam kegiatan pembelajaran sehingga terinspirasi lagi desain pembelajaran seperti apa yang bisa mengembangkan cara berpikir murid yang aktif, kreatif, inovatif dan positif serta menyenangkan, apabila sudah dirasa senang oleh murid maka bisa menjadi kebisaan yang bisa dijadikan budaya positif. Modul kedua tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, memberi gambaran tentang nilai-nilai apa yang harus dimiliki seorang guru supaya bisa membawa dampak positif dalam pengembangan budaya sekolah. Ketiga tentang Visi Guru Penggerak, melalui modul ini bisa meluruskan tentang bagaimana cara menyusun visi dan imaji yang baik agar bisa dicapai dan dipahami oleh semua warga kelas sehingga visi yang dibuat jelas terkait perannya sebagai agen perubahan. Melalui visioning, seorang guru penggerak harus mengupayakan penyelerasan kekuatan agar kelemahan suatu sistem dalam organisasi menjadi tidak relevan.

Perilaku guru penggerak harus bisa menjadi teladan di kelasnya yang bisa dijadikan panutan bagi para muridnya melalui pembiasaan-pembiasaan yang positif untuk bisa ditiru oleh para muridnya. Selain sebagai agen perubahan untuk murid juga harus bisa menularkan kepada rekan guru yang lain agar sama-sama maju dengan cara memperkuat komitmen diri agar selalu memiliki prilaku positif, lakukan pendekatan kepada rekan kerja untuk berkolaborasi dalam membangun budaya positif di sekolah, Jangan pantang menyerah bila ajakan-ajakan kita tidak diperdulikan. Perkuat motivasi diri untuk terus berkarya sehingga rekan kerja mengikutinya.

Guru penggerak bisa menumbuhkan budaya positif di tiap kelas dengan membuat kesepakatan kelas tentang disiplin positif, dengan keterlibatan  semua murid akan mempercepat penumbuhan budaya positif di sekolah karena mereka akan merasa memiliki dan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakannya. Dengan kesepakatan kelas yang dibuat akan menghasilkan disiplin positif yang mana penerapannya atas dasar kesadaran bukan atas paksaan karena ketaatan semu, bukan pula karena mengharap reward atau hukuman. Ditunjang dengan kolaborasi semua rekan kerja dan dukungan kepala sekolah maka budaya positif sekolah pun akan tumbuh dengan sendirinya, hanya untuk sampai pada titik utama pencapaian diperlukan sikap kerja keras, gotong royong dan pantang menyerah. Penerapan budaya positif di semua kelas yang telah menjadi budaya positif di sekolah akan memudahkan dalam perumusan visi sekolah karena sekolah telah memiliki gambaran tentang kekuatan dan peluang di bidang budaya sekolah yang telah menjadi kebiasaan rutin. Sehingga visi sekolah yang ditetapkan benar-benar merupakan cita-cita sekolah yang berawal dari keinginan pencapaian karakter pendidikan yang bisa membudaya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini